Seiring dengan sulitnya mencari lapangan
pekerjaan sudah selayaknya masyarakat berfikir untuk membuat usaha sendiri. Belakangan
ini budidaya jamur rasanya layak untuk di coba demi untuk meningkatkan
penghasilan sehari hari,selain bisa dilakukan dengan modal seminimal mungkin
usaha ini menjanjikan banyak peluang baik dari beragam jenis jamur yang bisa di
budidayakan juga berbagai macam produk hilir yang bisa di pasarkan.
Beberapa diantara banyak jenis jamur yang sedang
baik prospeknya adalah Jamur Tiram Putih (Pleuratus ostreatus sp).
Jamur ini disebut juga jamur kayu, karena tumbuh pada media kayu lapuk atau
serbuk kayu. Disebut jamur tiram karena bentuk tudungnya membulat lonjong dan
menutup seperti cangkang tiram. Jenis jamur tiram pun bermacam-macam ada tiram
putih, coklat dan merah.
Menurut Wikipedia, tubuh buah dari jamur tiram
memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya
seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial
Pleurotus ostreatus. Bagian tudung berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat,
hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm. Tepi tudung
mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselia
berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.
· Kandungan Gizi
Jamur ini mempunyai kandungan protein yang
tinggi, asam lemak tak jenuh, serat dan vitamin sehingga rasanya sangat enak
dibandingkan jenis jamur lainnya. Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat
Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, protein jamur tiram rata-rata 3.5 –
4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan
asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering, kandungan proteinnya 19-35%,
sedangkan beras hanya 7.3% gandum 13.2% kedelai 39.1%. susu sapi 25.2%. Jamur
tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu (1) lisin (2) metionin (3)
triptofan (4) threonin (5) valin (6) leusin (7) isoleusin (8) histidin dan (9)
fenil alanin. 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh
sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol
(hiperkolesterol), maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak
jenuh, serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga
menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin
B, C, dan D, serta vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin, dan provitamin
D2 (ergosterol) dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah
Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah
: Zn, Fe, Mn, Mo, Co, dan Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca, dan Me mencapai 56-70%
dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat
logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi
setiap hari.
Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam
jamur tiram, maka bahan ini termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat, yaitu
lignoselulosa baik untuk pencernaan. USDA (United States Drugs and
Administration) yang melakukan penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian
menu jamur tiram selama 3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum
hingga 40 % dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung
jamur tiram. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa jamur tiram dapat
menurunkan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Di Jepang saat ini
sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan makanan yang dapat mencegah
timbulnya tumor.
· Komposisi kimia nutrisi jamur tiram
Komposisi asam amino (mg/g berat kering) pada
badan buah :
- a. asam aspartat (17,9 mg/g)
- b. treonin (8,5 mg/g)
- c. serin (9,7 mg/g)
- d. asam glutamat (21,7 mg/g)
- e. prolin (6,0 mg/g)
- f. glisin (9,0 mg/g)
- g. alanin (12,8 mg/g)
- h. sistein (2,8 mg/g)
- i. valin (10,7 mg/g)
- j. metionin (4,6 mg/g)
- k. isoleusin (6,6 mg/g)
- l. leusin (12,2 mg/g)
- m. tirosin (6,0 mg/g)
- n. fenilalanin (7,2 mg/g)
- o. histidin (15,0 mg/g)
- p. lisin (9,7 mg/g)
- q. arginin (12,1 mg/g)
Komposisi asam lemak pada badan buah (mg/g berat
kering) :
- a. asm palmitat (2,2 mg/g)
- b. asam stearat (0,5 mg/g)
- c. asam oleat (2,9 mg/g)
- d. asam linoleat (10,3 mg/g)
· Penanaman dan Pemanenan
Jamur tiram dapat ditumbuhkan pada media kompos
serbuk gergaji kayu. Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada
suhu 25-39°C. Agar bakal tubuh buah terbentuk biasanya dibutuhkan kejutan fisik
seperti perubahan suhu, cahaya, tingkat CO2, kelembaban relatif udara dan
aerasi. Suhu substrat yang tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroflora
termofilik. Mikroorganisme termofilik tumbuh pada kisaran suhu 30-55°C, ketika
tumbuh mikroorganisme tersebut menghasilkan panas yang lebih pada substrat
sehingga dapat mematikan miselium jamur yang dibudidayakan. Substrat sebaiknya
memiliki konduktivitas panas yang rendah, oleh karena itu susunan tinggi kompos
kurang dari 25 cm dan log jamur tidak lebih dari 25 kg. Selama pembentukan
tubuh buah, beberapa jamur sensitif terhadap tingkat CO2 yang tinggi, sehingga
tubuh buah yang terbentuk akan memiliki tangkai yang panjang dan tudung yang
kecil. Kisaran konsentrasi CO2 yang baik untuk pertumbuhan galur tertentu dari
P. ostreatus antara 550-700 ppm. Faktor cahaya sangat menentukan pembentukan
tubuh buah. Beberapa jamur akan membentuk tubuh buah jika kekurangan cahaya.
Untuk pembentukan tubuh buahnya Pleurotus spp. diperlukan 8 jam penyinaran cahaya,
namun Pleurotus yang tumbuh tanpa cahaya akan membentuk struktur seperti koral
dengan banyak tangkai yang bercabang.
Pada umumnya teknologi budidaya yang diterapkan
para petani jamur tiram yaitu penggunaan serbuk gergaji sebagai substrat
menjadi “baglog” yaitu substrat yang dikemas didalam kantong plastik tahan
panas. Adapun karakteristik pertumbuhan jamur tiram pada baglog serbuk gergaji
yaitu dalam jangka waktu antara 40-60 hari seluruh permukaan baglog sudah rata
ditumbuhi oleh misellium berwarna putih. Satu sampai dua minggu setelah baglog
dibuka biasanya akan tumbuh tunas dalam 2-3 hari akan menjadi badan buah yang
sempurna untuk dipanen. Pertumbuhan badan buah pada waktu panen telah
menunjukkan lebar tudung antara 5-10 cm. Produksi jamur dilakukan dengan
memanen badan buah sebanyak 4-5 kali panen dengan rerata 100 g jamur setiap
panen. Adapun jarak selang waktu antara masing-masing panen adalah 1-2 minggu.
Bakal tubuh buah atau primordia dari basidiomiset
adalah gumpalan kecil yang terdiri dari kumpulan miselia yang akan berkembang
menjadi tubuh buah. Diameter tubuh buah sekitar 1 mm. Primordia berkembang dan
pada tubuh buah muda terlihat bagian-bagian tubuh buah seperti tudung dan
tangkai yang terletak tidak di tengah tudung. Pada permukaan bawah tudung dari
tubuh buah muda terdapat bilah-bilah (lamela). Lamela tubuh menurun dan melekat
pada tangkai. Pada lamela terdapat sel-sel pembentuk spora (basidium), yang
berisi basidiospora. Basidiospora biasanya dibentuk pada saat tubuh buah dewasa
mengalami kematangan. Selama tepi tudung masih berlipat-lipat, tubuh buah
dikatakan belum dewasa. Pada saat tepi tudung meregang penuh tubuh buah
mencapai fase dewasa dan dapat dipanen. Tubuh buah yang matang biasanya rapuh
dan spora-spora dapat dilepaskan.
Spora pada jamur berfungsi untuk alat reproduksi
dan bertahan. Karakteristik spora sering digunakan untuk mempelajari
sistematika dan klasifikasi jamur. Para ahli mikologi dapat menggunakan spora
atau lebih tepatnya jejak spora yang dapat membantunya untuk mengidentifikasi
ribuan spesies jamur yang memiliki tudung. Jejak spora adalah kumpulan spora
dalam jumlah besar. Hal ini bisa diperoleh dengan meletakkan tudung dengan
himenium menghadap ke bawah pada selembar kertas putih atau sepotong kaca.
Setelah beberapa jam, terkadang tidak sampai esok harinya, lapisan spora akan
terkumpul. Warna spora terbagi ke dalam 4 atau 5 tipe umum, yaitu: putih, merah
muda, kuning tanah dan ungu kehitaman, namun kelompok terakhir dapat dibedakan
lagi menjadi ungu dan hitam. Warna spora kadang-kadang dapat dilihat secara
visual dengan melihat lamela pada jamur dewasa, tetapi kadang-kadang warna dari
lamela menyembunyikan warna sporanya.
· Prospek
Alasan mengapa Jamur tiram mempunyai prospek baik
untuk dibudidayakan, yaitu selain bahan bakunya sangat melimpah dan mudah
didapat , juga budidaya jamur tiram tidak butuh lahan luas. Itu karena dapat
dilakukan dengan system rak bertingkat. Jamur tiram selani mempunyai rasa yang
lezat untuk dikonsumsi juga ternyata berhasiat untuk kesehatan, tak heran jamur
tiram banyak disukai dan dicari orang.
Banyak produk yang dihasilkan dari bahan baku
jamur tiram, seperti tepung jamur tiram, permen jeli jamur tiram, keripik jamur
tiram, abon jamur tiram, nuget jamur tiram, jamur tiram crispy, dan lain-lain.
kripik jamur tiram |
Hingga saat ini jamur tiram lebih banyak
diproduksi di jawa barat. Berdasarkan data yang ada, jawa barat memproduksi 10
ton jamur tiram setiap harinya dan mayoritas dipasarkan dalam bentuk segar
dengan tujuan pemasarannya kota-kota besar. Daerah Karawang, Bandung, Bogor,
dan Sukabumi misalnya, menyuplai jamur tiramnya ke pasar-pasar di Jakarta.
abon dari jamur tiram |
Bila dibandingkan dengan jenis jamur lainnya,
jamur tiram sudah jauh lebih dikenal dan memasyarakat. Oleh karena itu
masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsinya. Hal ini membuat kebutuhan pasar akan
jamur tiram menjadi luas dan permintaan akan produk jamur tiram, baik dalam
bentuk segar maupun olahannya,terus meningkat. Di beberapa negara seperti
Singapura, Taiwan, Jepang, dan Hongkong, permintaan jamur tiram dalam bentuk
kering maupun yang telah dikalengkan sangat tinggi.
· Tepung Jamur Tiram
Pada dasarnya cara pembuatan tepung jamur tiram
sama dengan cara pembuatan tepung singkong dan kentang. Pertama dengan
mengeringkan bahan, yaitu jamur tiram, hingga kering, lalu dilakukan
penggilingan dan pengayakan untuk mendapatkan tepung yang halus.
Dalam pengeringan, rendemen yang dihasilkan yaitu
sekitar 8.1% – 8.5%, sangat kecil, karena diakibatkan kandungan air yang
terkandung dalam jamur tiram sangat jenuh, yaitu sekitar 90%. Jadi, apabila
dari 100 kg jamur tiram, apabila diolah menjadi tepung jamur tiram, maka akan
dihasilkan 8 kg – 8,5 kg tepung jamur tiram.