MENUJU PERTANIAN ORGANIK

SELAMAT DATANG

Minggu, 08 Januari 2012

PEMANFAATAN JERAMI MENJADI BOKASHI


PEMANFAATAN JERAMI MENJADI BOKASHI

Oleh: Mustafa Ginting

Ir. Mustafa Ginting, M.Si
Ir. Mustafa Ginting, M.Si
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang sangat besar peranannya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas komoditas hasil pertanian. Oleh karena itu petani dengan pupuk tidak dapat dipisahkan.  Pupuk adalah kehidupan  bagi petani.
Petani di Indonesia termasuk petani di Siantar-Simalungun dalam berusahatani pada umumnya menggunakan pupuk anorganik (pupuk kimia) seperti urea, ponska, KCl dan sebagainya.  Mereka tidak yakin bisa memperoleh hasil panen maksimal bila tidak menggunakan pupuk kimia.
Akhir-akhir ini terjadi masalah  besar menyangkut pupuk kimia, langkanya pupuk kimia di pasar. Bila pupuk tersedia tetapi harganya luar biasa mahalnya, tidak terjangkau oleh petani. Untuk ini perlu segera dicarikan solusi dan upaya mengatasi masalah ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia dalam berusahatani. Upaya ini antara lain perlu diterapkan suatu teknologi baru yang murah, tepat guna, mudah tersedia bagi petani, alias mudah, murah dan meriah. Dengan kata lain memaksimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekitar petani itu sendiri sehingga tidak memutuskan rantai sistem ekologi pertanian itu sendiri.
Melihat kenyataan di lapangan bahwa pada umumnya petani membakar jerami padinya bila panen tiba. Padahal jerami itu bila dirakit dengan mikroorganisme aktif (mikroba perombak) akan menjadi bokashi (pupuk organik) dalam waktu dua minggu dan fungsinya bagi tanaman tidak kalah dengan pupuk kimia seperti urea, ZA dan phonska.
Bokashi singkatan dari “Bahan Organik Kaya Akan Sumber Hayati”.  Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi (peragian) bahan organik dengan mikroorganisme aktif (mikroba perombak). Beberapa keunggulan bokashi daripada kompos sebagai berikut:
  • Bokashi lebih unggul dibandingkan dengan kompos. Karena Bokashi diolah dengan menggunakan mikroorganisme aktif (mikroba perombak).
  • Bila dilihat perbandingan antara Bokashi dan kompos, kandungan hara pada Bokashi lebih tinggi, periode proses pada tanaman lebih cepat, pengaruh terhadap tanah sempurna, energi yang hilang rendah dan populasi mikroorganisme dalam tanah lebih sempurna dibanding kompos, Dapat digunakan 7 – 14 hari setelah fermentasi meski bahan organiknya belum terurai seperti pada kompos
  • Mikroba perombak merupakan salah satu pupuk hayati yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan bahan organik  menjadi pupuk organik yang siap diberikan untuk tanaman.
Untuk itu, perlu kiranya disosialisasikan teknologi pembuatan bokashi ini kepada para petani.
Jenis-jenis Bokashi
Berdasarkan bahan baku
  • Bokashi hijau: bahan utamanya jerami dan daun segar
  • Bokashi coklat: bahan utamanya kotoran hewan dicampur serbuk gergaji atau sisa bakaran arang
Dapat juga dibedakan:
  •  Bokashi padat (bahan bakunya serasehan)
  •  Bokashi cair (kotoran atau air seni ternak)
Bahan Organik untuk Membuat Bokashi
  1. Bahan yang mempunyai kandungan unsur N tinggi
  • Daun yang berdaun lebar, berbulu dan empuk, bunga kuning, gamal.
  • Daun yang berpasangan: petai cina, turi, lamtoro.
    2.  Bahan yang mempunyai kandungan unsur K tinggi
  • Jerami padi
  • Limbah sayuran asal kacang-kacangan
  • Sabut kelapa dicincang hancur
    3.  Bahan yang mempunyai kandungan unsur P tinggi
  • Dedak
  • Limbah sayuran asal kacang-kacangan
  • Tongkol jagung
  • Serbuk gergaji
  • Jerami padi (dicincang)
  • Arang sekam
Mikroorganisme atau aktivator (mikroba perombak) pembuatan bokashi
  • EM-4 (Efective Microorganism-4)
  • MOD 71
  • Subernik Tobanik
  • M-Dec
  • Dan sebagainya
Catatan:  Berdasarkan pengalaman lapangan bahwa dari berbagai sarasehan dan mikroorganisme yang ada, paling praktis dan efisien digunakan sebagai bahan pembutan bokashi adalah jerami dirakit dengan M-Dec

Teknik Pembuatan Bokashi dari Jerami dan Mikroorganisme M-Dec

a.    Mikroorganisme  M-Dec
            M-Dec merupakan salah satu pupuk hayati yang dapat membantu mempercepat proses pengomposan bahan organik  menjadi pupuk organik yang siap diberikan untuk tanaman yang diproduksi oleh Balai Penelitian Tanah Departemen Pertanian Bogor. M-Dec  mengandung Trichoderma sp, Aspergillus sp, dan Trametes sp.  Sedangkan manfaatnya dapat  mempercepat proses pengomposan sisa-sisa tanaman pertanian (jerami, seresah jagung), perkebunan (tandan kosong kelapa sawit), dan hortikultura (sampah sayuran), sampah perkotaan (kertas, daun sisa tanaman, potongan rumput), kotoran hewan, sehingga dapat segera menjadikannya bahan organik tanah yang berfungsi menyimpan dan melepaskan hara di sekitar tanaman. Keunggulan M-Dec antara lain adalah  lama pengomposan dengan M-Dec 2 (dua) minggu untuk  menghasilkan bokashi yang sudah matang, mengurangi imobilisasi hara, penyakit tular tanah, larva insek, biji gulma, volume bahan buangan, dan masalah lingkungan.
b.      Bahan/alat-alat yang diperlukan
  • Jerami (sebaiknya dicingcang kecil-kecil).
  • M-Dec dengan sebanyak 1 kg untuk setiap 1 ton jerami
  • Kotoran ternak secukupnya
  • Air (diupayakan bukan air PAM) sebanyak ½ kg M-Dec dalam 10 liter air
  • Plastik hitam
  • Tali plastic
  • Ember/alat semprot
  • Cangkul/garuk
  • Parang/gergaji
  • Kayu atau bambu atau sejenisnya
c.       Prosedur Pembuatan
  • Siapkan petakan bokashi ukuran 1 x 1 x 1,20 m3 di atas tanah dengan bahan kayu atau apa saja yang di tempat itu.
  • Taburkan kotoran ternak secara merata (secukupnya) pada dasar petakan.
  • Campur M-Dec dengan air sebanyak ½ kg M-Dec dalam 10 liter air
  • Tumpuk bahan organik, lapis demi lapis setebal ±20 cm
  • Antara satu lapisan dengan lapisan selanjutnya ditabur kotoran ternak secukupnya dan setiap lapisan tersebut dibasahi dengan M-Dec yang sudah dicampur dengan air
  • Ditutup dengan plastik hitam seluruh bagian petakan bokashi dan diikat dengan tali plastik. Jangan ada lobang atau ruangan yang bisa air masuk kedalam petakan tersebut
  • Setelah 1 (satu) minggu, lakukan pembalikan dan penyiraman bahan organik dengan M-Dec yang sudah dicampur dengan air
  • Lama pengomposan bisa 2 (dua) minggu untuk bahan organik jerami padi dan sejenisnya dan 4 (empat) minggu untuk bahan organik tandan kosong kelapa sawit dan sejenisnya
  • Bokashi yang telah matang berwarna hitam kecoklatan dengan suhu sekitar 300C, kelembaban 40-60%, dan tidak mengeluarkan bau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar