REVOLUSI PERTANIAN
Agrokompleks
Kompleks karena kita akan
menggabungkan semua
potensi yang ada untuk mendapatkan
income yang
tinggi. Petani mesti punya sawah.
Petani mesti punya
ternak mulai ayam, bebek, kambing
dan sapi. Petani
mesti punya kolam ikan. Semua bisa
dimulai dari hal
kecil dan dari kondisi apapun.
Menabung salah satu
cara terbaik dan sudah diajarkan
leluhur kita. Ada
sedikit sisa uang belanja, belikan
ayam 1 ekor. Ayam
bisa bertelur dan ditetaskan jadi
anak ayam. Jika
jumlahnya cukup banyak, jual dan
belikan kambing.
Ada tabungan belikan ayam dan ulangi
pola tadi.
Kambing bisa beranak maka lakukan
pola seperti
ayam dan jika jumlahnya sudah
banyak, jual dan
belikan sapi. Ada tabungan belikan
kambing. Sapi
bisa beranak maka ulangi pola serupa
dan jika sudah
berjumlah banyak mulai belikan sawah
meski
luasnya sedikit. Ada tabungan
belikan sapi.
Pekarangan harus dimanfaatkan untuk
kolam lele
atau ikan jenis lain. Pekarangan
juga bisa dibuat
bedengan dan ditanami sayur seperti
bayam, sawi,
kangkung.
Pola agrokompleks akan menghasilkan
sumber
pangan yang
cukup bergizi dan tentunya akan
meningkatkan income petani. Jika
tidak dicoba,
bagaimana kita bisa membuktikan cara
ini berhasil
atau tidak?
Petani dan Buruh Tani
Jumlah buruh tani yang lebih besar
seringkali
dijadikan ukuran tingkat
kesejahteraan petani. Buruh
tani artinya tidak punya lahan
sendiri, tentunya
mereka tidak punya asset yang cukup
jika dilihat dari
aspek bisnis. Padahal merekalah yang
menentukan
semua keputusan produksi. Inovasi
pertanian tidak
akan sukses jika para buruh tani
tidak dilibatkan
mengambil keputusan. Buruh tani yang
tidak punya
lahan sendiri
itu harus diajak seperti karyawan, yang
mesti tahu apa tujuan bisnis dari
pemilik lahan.
Buruh tani tentu harus diberi
semangat agar suatu
saat punya lahan sendiri. Saat ini
sudah banyak buruh
tani yang cerdas finansial, bertahap
mereka mampu
menyewa lahan dan akhirnya memiliki
lahan sendiri.
Hebatnya mereka masih tetap mau
menjadi buruh
tani bagi petani lain, sehingga
seringkali mereka
menguasai lahan
yang lebih luas.
Sertifikasi
Pasar ekspor mulai mensyaratkan
adanya sertifikasi
kebun danpa ck agin g house. Hentikan ketakutan saat
mendengar packaging house. China cukup membuat
packaging house seperti gudang
sederhana milik KUD
dan produk mereka sudah menguasai
dunia. Paling
penting punya sertifikasi agar bisa
menembus pasar
ekspor. Saat ini pasar modern di
Indonesia sudah
mulai meminta sertifikat kebun.
Sertifikasi, yang sekali lagi akal-akalan
dagang, hanya
berisi alur produksi sejak dari
kebun dan pasca
panen di packaging house. Ada juga
negara yang tidak
mengharuskan sertifikasi seperti
ini. Namun kita
harus antisipasi agar memudahkan
kita ketika semua
negara tujuan ekspor memintanya.
Departemen
pertanian telah mempermudah
pengeluaran
sertifikasi dan sampai hari ini
tidak dikenakan biaya.
Petani melalui kelompok tani bisa
memanfaatkan
fasilitas yang ada. Selanjutnya
mulailah bermitra
dengan pengekspor agar tersedia
jaminan ekspor.
Tidak semua eksportir punya kebun
sendiri, sehingga
kehadiran petani dan kelompok tani
sangat mereka
perlukan. Sebaiknya sertifikasi atas
nama petani agar
posisi tawar cukup kuat. Sehingga
petani jadi lebih
bebas menentukan kemana produknya
akan
dilempar. KPR Kandang Sapi Sebaiknya
kita memulai
bisnis apapun tanpa hutang,
tapi dengan gunakan semua sumberdaya
yang ada.
Sekecil apapun akan lebih baik agar
kita fokus
membesarkan bisnis. Namun jika suatu
saat sudah
berkembang dan dirasa cukup, berhutang
merupakan
salah satu cara untuk membuat bisnis
kita berlari
lebih cepat. Tentunya semua itu harus diperhitungkan resikonya.
Ada cerita menarik seputar pinjam
modal ke bank.
Seorang peternak sapi bisa mendapat
pinjaman KPR
(kredit pemilikan rumah), dengan
menjaminkan
kandang sapinya. Suatu saat dia
ditawari pinjaman
modal untuk mengembangkan ternak
sapinya.
Kebetulan peternak ini cukup lama
menggeluti bisnis
ternak sapi dan telah memiliki bedak
di pasar untuk
berjualan daging segar. Syaratnya
dia harus
membentuk kelompok peternak dan
masing-masing
harus memiliki kandang sapi, minimal
ada anggota 10
orang. Kandang-kandang sapi dan
pengalaman yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar