BAKTERI RHIZOBIUM LEGUMINOSARUM
Bakteri Rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman.
Peran :
Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan
dengan masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Pada tanaman
legum, Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum
dan meningkatkan produksi antara 10% - 25%. Tanggapan tanaman sangat
bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan efektivitas populasi asli.
Proses :
Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan
menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar
tanaman tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri
melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri
dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama
sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil
akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman
polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat
menambah kesuburan tanah.
BAKTERI PASTEURIA PENETRANS
Peran :
Bakteri Pasteuria penetrans sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
salah satu komponen pengendalian nematoda pada tanaman lada.
Pengendalian hayati ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida
kimia (nematisida) yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Penyakit
kuning merupakan salah satu kendala produksi lada di Bangka-Belitung
dan Kalimantan. Penyakit tersebut disebabkan oleh nematoda parasit
terutama Radopholus similis dan Meloidogyne incognita. Akibat serangan
nematoda tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat serta warna
daun dan dahan menjadi kuning. Daun-daun yang menguning tidak menjadi
layu, tetapi tergantung kaku dan sangat rapuh sehingga secara
bertahap akan gugur. Untuk mengendalikan penyakit kuning, para petani
lada biasanya menggunakan bahan kimia. Namun, penggunaan bahan kimia
secara terus menerus dapat mencemari lingkungan, menimbulkan
resurjensi dan resistensi nematoda serta terbunuhnya musuh-musuh alami
yang mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan hayati.
Proses :
Nematoda parasit dapat dikendalikan dengan menggunakan agen hayati yang
merupakan musuh alaminya, misalnya bakteri Pasteuria penetrans.
Bakteri ini tersebar luas di berbagai daerah serta dapat bertahan hidup
lama di dalam tanah karena mampu membentuk spora yang tahan terhadap
kekeringan dan input pertanian. Dilaporkan bahwa P. penetrans mampu
menekan populasi M. incognita pada tanaman tembakau, kacang tanah, dan
tomat.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat telah membuat tiga macam
formula P. penetrans yaitu formula kapsul, pelet, dan kompos. Ketiga
formula tersebut telah diuji di laboratorium, rumah kaca maupun di
lapang. Hasil pengujian lapang selama 2 tahun di kebun lada petani di
Bangka membuktikan bahwa bakteri tersebut mampu menekan populasi
nematoda dan perkembangan penyakit kuning serta meningkatkan
produktivitas tanaman lada yang terserang nematoda. Kombinasi penggunaan
P. penetrans dengan kapur pertanian memberikan hasil yang terbaik.
Untuk formulasi kapsul, tepung akar tomat yang sudah dikeringkan dan
disaring dengan cara tersebut di atas, dimasukkan ke dalam kapsul.
Setiap kapsul berisi 0,25 g tepung akar.
Untuk pembuatan formulasi pelet, diperlukan bahan pembawa berupa dedak,
tepung tapioka, dan tepung terigu. Tepung tapioka dan te pung terigu
disaring dengan saringan 200 mesh. Tepung tapioka dimasukkan ke
dalam air panas (80 o C) dan diaduk sampai merata. Bahan-bahan lainnya
dimasukkan satu demi satu sambil diremas-remas sampai merata. Adonan
yang sudah tercampur merata kemudian digiling dengan menggunakan
penggiling daging. Hasil gilingan dipotong-potong sepanjang lebih kurang
0,5 cm, kemudian dijemur sampai kering.
Untuk pembuatan formulasi kompos diperlukan sekam bakar, humus bambu,
kitin, dan cacahan akar tomat yang sudah mengandung spora P. penetrans
masing-masing dengan perbandingan 2:1:0,25:1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar