Untuk memenuhi kebutuhan pertaniannya seperti kebutuhan akan pestisida,
zat pengatur tumbuh, insektisida dan pupuk nitrogen, petani kerap
menggunakan bahan-bahan kimia yang sudah jadi dalam bentuk produk
komersial. Ini tidak selalu salah, namun jauh lebih menguntungkan
apabila petani menggunakan mikroba-mikroba tertentu untuk keperluan
tersebut. Di samping menghindari tercemarnya tanah dari bahan kimia
sintetik, apabila mikroba-mikroba tersebut dapat sustain dan hidup
harmonis di lahan, maka bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhan pertanian
dalam jangka panjang, sehingga lebih ekonomis. Saat ini terus dilakukan
penelitian untuk mikroba-mikroba yang memiliki produk unggulan dalam
rangka memajukan pertanian yang berkelanjutan.
Mikroorganisme tanah, dapat menghasilkan produk yang menguntungkan
maupun merugikan pertanian. Namun produk-produk mikroba yang akan
dipaparkan disini hanya yang menguntungkan, diantaranya adalah zat
pengatur tumbuh atau fitohormon, antibiotik, insektisida mikroba,
insektisida virus, dan herbisida mikroba.
1. Zat Pengatur Tumbuh atau Fitohormon
Fitohormon adalah bahan kimia yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan
Jenisnya ada banyak, namun yang akan dipaparkan disini ada dua yaitu
Asam Indool Asetat (salah satu senyawa yang tergolong Auxin) dan
Gibberelin.
Asam Indool Asetat, yang selanjutnya akan disebut IAA, dihasilkan oleh
jamur maupun bakteri dengan jumlah yang relatif sedikit. Beberapa
pengaruh morfologi pada tanaman yang penting dari IAA terhadap
pertumbuhan tanaman adalah pemanjangan batang dan pembentukan bintil,
yang merupakan reaksi inang terhadap auksin. Namun IAA dapat juga
meracuni tanaman (lebih besar pengaruhnya pada tanaman dikotil ketimbang
monokotil) bila terdapat dalam jumlah besar dan bereaksi dengan senyawa
dalam tubuh inang. Karena itu IAA juga ada yang digunakan sebagai
herbisida untuk mengurangi gulma.
Gibberelin adalah berbagai bahan kimia yang diproduksi secara alami di
dalam tanaman oleh jamur, yang pertama kali ditemukan oleh para peneliti
Jepang, diantaranya adalah Eiichi Kurosawa. Jenis-jenis Gibberelin
cukup banyak. Perannya antara lain : menganggulangi dormansi atau
kekerdilan pada tanaman, menginduksi pembungaan dari beberapa tanaman
yang peka terhadap fotoperiodisitas dan tanaman lain yang tergantung
pada dinginnya temperatur, mengubah jenis kelamin bunga serta menyumbang
pembentukan set buah, merangsang pertumbuhan batang dan pada saat yang
bersamaan menekan pertumbuhan cabang lateral.
2. Antibiotik
Untuk mempertahankan hidupnya, mikroorganisme menghasilkan antibiotik
untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme saingan atau musuhnya.
Antibiotik ini ternyata memiliki potensi untuk pengendalian penyakit
tanaman. Sebagai contoh, antibiotik anti jamur yang bermanfaat untuk
mengendalikan jamur patogen adalah griseofulvin, hasil metabolik dari Penicilium griseofulvum dan aureofungin, hasil metablik dari Streptoverticillium cinnamomeum var terricolum.
Ternyata disamping berguna untuk mengendalikan penyakit tanaman,
antibiotik juga banyak dipakai untuk perangsang pertumbuhan dalam pakan
ayam dan ternak, walaupun mekanismenya masih belum jelas.
3. Insektisida Mikroba
Mikroba juga bisa digunakan untuk mengendalikan serangga yang merugikan. Di antaranya adalah Bacillus ThuringiensisSp.
yang sanggup menghambat sekitar 130 spesies serangga dan larva, serta
dapat ditumbuhkan pada media yang murah. Ada pula galur B. Thuringiensis
yang menunjukkan toksisitas yang tinggi terhadap larva nyamuk, namun
tidak beracun terhadap larva lepidoptera dan berpotensi juga untuk
mengendalikan penyakit malaria pada manusia. Banyak juga agen bakteri
lain, jamur serta protozoa yang efisien dan efektif dalam mengendalikan
hama serangga pada tanaman.
4. Insektisida berupa Virus
Terdapat lebih dari 300 virus yang telah dikenal dapat secara cepat
menginfeksi spesies serangga yang rentan terhadapnya. Tidak seperti
virus tanaman atau hewan, virus serangga terselubung dalam kristal
protein secara tunggal atau dalam kelompok. Apabila ditlarkan secara
sengaja pada populasi tanaman yang terserang hama, virus-virus ini
menggandakan diri dengan cepat dan tersebar melalui aliran udara dan air
hujan sehingga dapat menjadi insektisida yang kuat.
5. Herbisida Mikroba
Penggunaan mikroba untuk membunuh gulma menggunakan patogen endemik atau
eksotik. Penggunaan herbisida mikroba eksotik tergantung pada eratnya
kerjasama internasional sedangkan penggunaan herbisida mikroba endemik
ekan memerlukan kerjasama nasional dan lokal dari beberapa perwakilan.
Demikian beberapa jenis produk dari mikroba yang bermanfaat untuk
pertanian. Walaupun ini merupakan solusi yang organik (alami), namun
dalam penerapannya tentu selalu diperlukan kehati-hatian serta
penelitian yang mendalam terlebih pada penggunaan mikroba patogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar