MENUJU PERTANIAN ORGANIK

SELAMAT DATANG

Rabu, 05 Oktober 2011

Mengendalikan serangan ulat grayak (Spodoptera litura F) pada tanaman cabe.

Salah satu OPT dominan dan penting yang menyerang tanaman cabe adalah ulat grayak (Spodoptera litura F).  Ulat grayak ini sangat merugikan karena menyerangan tanaman secara bergerombol dan massif sehingga kadang disebut juga sebagai ulat tentara (army worm).  Ulat grayak biasanya menyerang pada malam hari, tingkat serangan parah dan tingkat lanjut bisa menyebabkan seluruh pertanaman dalam satu hamparan bisa habis dalam waktu satu malam saja.
Salah satu gejala awal serangan ulat grayak  ialah daun – daun cabe yang meranggas dan berlubang-lubang.   Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke bagian atas maupun bawah daun.  Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal epidermisnya saja.  Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya produksi buah cabe terhambat dan menurun.
Photo : jpmoth.org
Apabila disekitar pertanaman cabe banyak kupu-kupu beterbangan pada malam hari dengan ciri-ciri berwarna agak gelap dengan garis agak putih pada sayap depan, berarti itulah serangga dewasa dari ulat grayak. Kupu-kupu ini akan meletakkan telur secara berkelompok di atas daun atau tanaman dan ditutup dengan bulu-bulu. Jumlah telurnya bisa mencapai 500 butir per betina. Telur-telur tersebut kemudian akan menetas menjadi ulat /larva,  mula-mula hidup berkelompok dan setelah dewasa kemudian menyebar.
Photo : jpmooth.org
Salah satu ciri khas yang bisa menjadi penanda dari larva / ulat  grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. perkembangan selanjutnya larva akan berubah menjadi pupa / kepompong yang biasanya dibentuk di bawah permukaan tanah.  Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu berkisar antara 30 – 61 hari.  Stadium yang paling membahayakan dari hama Spodoptera litura F ini adalah saat ia berada pada stadium larva / ulat.  Membahayakan karena ulat grayak ini sangat rakus dan menyerang bukan hanya tanaman cabe saja, ulat grayak termasuk ulat polifag yang makan segala jenis tanaman.
Bagaimana pengendalian ulat grayak?
Pengendalian hama ulat  grayak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.  Pengendalian yang optimal dapat dimulai dengan membersihkan sekitar pertanaman cabe dari gulma sehingga tidak ada inang sementara bagi hama ini. Selanjutnya dapat dilakukan pengendalian dengan memerangkap  kupu-kupu jantannya dengan sex pheromone.  berkurangnya kupu-kupu jantan menyebabkan produksi telur kupu-kupu betina juga akan berkurang, cara pengendalian ini akan effektif apabila diterapkan sejak awal.
Sex pheromone yang mudah dan praktis untuk diaplikasikan adalah Ugratas yang merupakan singkatan dari Ulat grayak brantas tuntas. Ugratas berbentuk seperti benang plastik berwarna merah dan digantung pada botol bekas air mineral yang diberi lubang kecil disekelilingnya.   Paling sedikit diperlukan 5-10 buah ugratas per satu hektar lahan tanaman cabe yang dipasang sedikit diatas tanaman cabe,  effektivitasnya dalam memerangkap serangga jantan kurang lebih 3 minggu, sehingga setelah 3 minggu harus diganti kembali.
Penggunaan sex pheromone ini lebih menguntungkan karena karena tidak berdampak negatif bagi lingkungan sehingga aman bagi manusia dan ternak dan tidak menimbulkan kekebalan (resistensi) hama terhadap insektisisda serta dapat memperlambat perkembangan populasi hama tersebut sehingga dapat mengurangi penggunaan insektisida.
Sedangkan setelah menjadi larva, ulat grayak dapat dikendalikan secara mekanis, hayati maupun kimia.  Pengendalian ulat grayak secara mekanis adalah dengan mengumpulkan dan memusnahkan ulat grayak yang tertangkap.  Sedangkan secara hayati dilakukan dengan aplikasi agensia hayati berbahan aktif Bacilus thuringiensis yang dipasar dikenal dengan merk dagang seperti  Dipel, Florbac, Bactospeine dan Thuricide.  Pengendalian secara hayati  ini tidak boleh digabung dengan pengendalian secara kimia, karena hasilnya pasti tidak effektif bahkan bisa dikatakan mubazir karena bahan-bahan kimia yang terkandung dalam insektisida tersebut dapat mematikan agensia hayati tersebut.
Secara kimia pengendalian ulat grayak dilakukan dengan menyemprotkan insektisida secara berseling,  misalnya dengan Decis 2,5 EC dengan dosis 0,5 – 1,0 ml per liter air, Hostathion 40 EC  dengan dosis 2 cc per liter air  atau  Orthene 75 SP 1 gr per liter air. Penggunnaan insektisisda ini harus dilakukan secara bijak dan hati-hati.  Lebih baik apabila berkonsultasi terlebih dahulu dengan petugas  teknis maupun penyuluh pertanian setempat sebelum penggunaan insektisida tersebut.
Sesuai dengan kebiasaan ulat grayak yang aktif pada malam hari maka penyemprotan insektisida ini harus dilakukan saat hari mulai gelap/malam.  Siang hari biasanya bersembunyi di bawah rerumputan, daun atau bahkan dibawah mulsa atau di rongga-rongga tanah yang terlindung dari sinar matahari.    Penyemprotan insektisida ini effektif pada saat ulat grayak masih “muda” , jika sudah “tua” dengan warna lebih gelap akan susah untuk dikendalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar