MENUJU PERTANIAN ORGANIK

SELAMAT DATANG

Sabtu, 08 Oktober 2011

Program Ekologi Tanah dan Manajemen Akar pada Tanaman Padi

Program Ekologi Tanah dan Manajemen Akar pada Tanaman Padi PDF Cetak
Latar Belakang
Program ekologi tanah dikembangkan sebagai sarana belajar bagi petani PHT untuk  lebih memahami bagaimana mengelola tanah pertanian yang ekologis dan berkelanjutan. Tanah dipandang tidak hanya sebagai  benda berisi mineral tempat hidupnya tanaman, namun tanah diperlakukan sebagai sesuatu yang hidup. Tanah perlu dirawat, dijaga kesehatannya, tidak diracuni dan diolah dengan cara yang baik. Program ekologi tanah mengajak petani kembali memikirkan apa itu tanah, bagaimana sifatnya, dan memikirkan kembali apa yang sudah dilakukan terhadap tanah selama ini dan apa efeknya.

FIELD Indonesia bersama dengan jaringan petani PHT di Indonesia melakukan studi yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman petani dalam hal ekologi tanah dan manajemen akar sehat, mengembangkan proses pembelajaran yang dapat membantu petani mengeksplorasi potensi dari agroekosistem.

Tujuan dari program ini adalah: (1) untuk memperkuat konsep dan methode sains petani yang telah dikembangkan selama ini, (2) mengembangkan kurikulum dan pendekatan proses pembelajaran ekologi tanah dan manajemen akar sehat, (3) mengkaji kembali unsur-unsur agroekosistim sehingga diperoleh sinergi yang optimum dalam rnendukunq. tanaman padi untuk berproduksi sesuai kemampuannya, (4) mengkaji efek dari praktek manajemen akar sehat pada berbagai agroekosistim yang berbeda di Jawa.

Methodologi
Satu kelompok tani alumni PHT dari tiap-tiap calon lokasi dipilih, kemudian 3 calon petani pemandu dari tiap kelompok dipilih oleh kelompok untuk menjadi calon petani pemandu. Beberapa tipe umum agroekosistim padi diidentifikasi dan dipilih. (1) Ekosistim padi ber- pengairan teknis dari Indramayu dipilih untuk mewakili daerah yang sangat intensif dipe- ngaruhi oleh revolusi hijau dengan paket panca usaha taninya dibandingkan dengan ekosistem padi dengan pengairan air mata airdengan 3 kali tanam dari daerah Pasuruan. (2)Tanah subur vulkanis dari data ran tinggi Lumajang dibandingkan dengan tanah kapur yang tidak subur dari daerah kering di Gunung Kidu!. Program juga dilaksanakan di daerah Ciamis.
Kegiatan
Program dilaksanakan dengan pelatihan pembelajaran ekologi tanah yang dimulai dengan need assessment dilakukan oleh IPPHTI, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan bagi pelatih untuk materi sains petani, percobaan lapangan dan workshop bulanan.
Waktu dan Tempat
Program ini mulai dirintis sejak tahun 2002 dan sampai sa at ini masih dilakukan. Kegiatan program saat ini terintegrasi dengan program kegiatan lain terkait dengan pengembangan pertanian ekologis dan pertanian organik. Pelaksanaan pilot program ini dilakukan di Jawa Barat: Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bandung, Cianjur, Sumedang, Indramayu. Sumatera: Lampung; Jawa Timur: Pasuruan dan Lumajang, Jawa Tengah: Gunung Kidu!. Selain itu manajemen akar sehatjuga diuji cobakan di Poso Sulawesi Tengah.
Hasil Program
Kurikulum pembelajaran ekologi tanah telah disusun, demikian juga pendekatan pertanian ekologis dengan manajemen akar sehatjuga telah dirumuskan. Sejumlah petani pemandu telah dilatih dan telah melatih kelompoknya masing-masing dan siap untuk memandu dikelompok lain. 6 petani pemandu berasal dari Jawa Timur dan 3 petani pemandu dari Gunung Kidul, jumlah pemandu terbanyak terdapat di Jawa Barat. Aktivitas yang paling berkembang dengan pesat adalah di Ciamis Jawa Barat. Pada tahun 2004 dengan difasilitasi oleh Proyek Tata Guna Air (PTGA) petani pemandu di Ciamis telah melatih sekitar 2.300 petani. Pada semua tipe agroekosistim yang dicoba manajemen akar sehat memberikan hasil yang lebih baik, produksi lebih tinggi, tanaman lebih besar, akar tanaman lebih panjang dan lebat, tanaman mempunyai anakan lebih banyak, dan umur panen 10 hari lebih pendek. Penggunaan kompos dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air, merangsang akartumbuh lebih dalam sehingga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan (kasus Gunung Kidul). Baik varietas local maupun varietas modern perlakuan manajemen akar sehat memberikan hasil yang lebih bag us, tetapi hasil ini lebih optimal jika menggunakan varietas lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar