Pengendalian OPT Pada Tanaman Tomat
Tulisan ini
merupakan bagian dari tulisan sebelumnya mengenai budidaya tanaman tomat, kali
ini kami mencoba mengulas beberapa jenis organisme pengganggu tanaman (OPT)
yang sering menyerang tanaman tomat beserta alternatif pengendalianya.
Tulisan ini sengaja kami susun secara singkat dan padat agar dapat
menggambarkan keberagaman organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang
tanaman tomat serta alternatif pengendalianya.
Ulat Buah (Heliothis armigera Hubner)
Ulat buah ini berwarna
hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan atau kecoklat-coklatan
sampai hitam. Salah satu ciri yang menonjol adalah pada badan bagian
samping terdapat garis memanjang bergelombang dengan warna yang lebih
muda dan tubuhnya mempunyai kutil serta berbulu. Telur ulat biasanya berbentuk
bulat dengan warna kekuning-kuningan mengkilap yang akan berubah menjadi coklat
setelah 2-4 hari. Hati-hati jika disekitar pertanaman tomat sering
terdapat ngengat yang beterbangan dengan sayap depan berwarna coklat dan sayap
belakang berwarna putih dengan bagian tepinya coklat, ini merupakan larva
dewasa dari ulat buah tersebut.
Ulat menyerang
buah, dengan melubangi buah secara berpindah-pindah. Buah yang terserang
menjadi busuk lunak karena infeksi. Selain menyerang buah, ia juga bisa
menyerang daun tanaman tomat sehingga tanaman menjadi rusak.
Alternatif pengendalian ulat buah yang bisa dilakukan, antara lain
dengan:
1.
Penggunaan
perangkap cahaya pada malam hari untuk menangkap ngengat. Ngengat tertarik
dengan cahaya ultraviolet sehingga terperangkap, dikumpulkan dan dimusnahkan;
2.
Secara mekanis
dengan pengumpulan telur dan ulat dewasa kemudian dibakar atau dimatikan;
3.
Penanaman tanaman
perangkap disekeliling kebun sehingga mengurangi serangan ulat terhadap tanaman
tomat,
tanaman perangkap yang bisa ditanam antara lain jagung.
4.
Sanitasi dengan
pembersihan tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat.
5.
Secara kimiawi
dengan penyemprotan insektisida dengan jenis dan dosis sesuai
rekomendasi setempat.
Kutu Daun
Apish Hijau
Kutu daun Apish Hijau ini termasuk
famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering disebut
aphis tomat, aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi
vektor virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus.
Gejala yang nampak
akibat serangan kutu daun Apish Hijau ini adalah daun tomat yang diserang
tumbuh tidak normal, daun menjadi keriting, kecil, melengkung ke bawah,
menyempit seperti pita, menguning, mosaik dan daun menjadi rapuh.
Pengendalian kutu daun aphis hijau ini dapat
dilakukan dengan:
1.
Secara sanitasi
dengan pembersihan gulma maupun tanaman liar disekitar pertanaman tomat.
2.
Secara mekanis
dengan mematikan kutu dengan cara dipijit.
3.
Secara kimiawi
dengan penyemprotan insektisida sesuai rekomendasi setempat.
Kutu
Kebul.
Kutu kebul ini
termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Secara
visual kutu ini akan berhamburan seperti kabut atau “kebul ” yang berwarna
putih apabila terganggu sehingga sering disebut sebagai kutu kebul.
Tanaman tomat yang
terserang tampak seperti diselimuti tepung berwarna putih yang apabila dipegang
akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman
terhambat/kerdil, daun tumbuh tidak normal, mengecil dan menggulung ke
atas.
Pengendalian serangan kutu kebul yang bisa
dilakukan, antara lain dengan cara :
1.
Sanitasi tanaman
dengan membersihkan gulma di sekitar pertanaman tomat.
2.
Teknis budidaya
dengan memasang mulsa jerami atau mulsa plastik.
3.
Eradikasi dengan
mencabut tanaman tomat yang terserang dan membakanya sehingga tidak menularkan
patogenya.
4.
Kimiawi dengan
penyemprotan pestisida sesuai dengan rekomendasi setempat.
Kutu Daun
Thrips
Kutu daun
thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera.
Thrips menyerang dengan menghisap cairan pada permukaan daun sehingga daun
tampak berwarna putih perak. Serangan lanjut menyebabkan daun menjadi kering
dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati.
Pengendalian serangan Thrips yang bisa
dilakukan antara lain dengan :
1.
Sanitasi dengan
pembersihan gulma disekitar pertanaman tomat agar tidak menjadi tempat
berlindung Thrips.
2.
Kontrol irigasi
agar jangan sampai tanaman mengalami kekeringan, karena Thrips biasanya lebih
suka menyerang tanaman yang mengalami kekeringan.
3.
Kimiawi dengan
penyemprotan dengan insektisida, misalnya Malathion dan
Monocrotophos atau insektisida yang lain sesuai rekomendasi setempat.
Lalat Buah
Lalat buah
termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera. Gejala
yang nampak akibat serangan lalat buah adalah buah tomat menjadi busuk karena
terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada semacam
ulat berwarna putih. Ulat dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila
disentuh akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.
Pengendalian lalat buah tomat ini dapat
dilakukan dengan pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan
beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa
lalat mati, Perangkap dengan sex pheromone, Buah yang terserang lalat buah
segera dipetik dan dibakar serta dengan pembersihan gulma yang ada diekitar
pertanaman tomat.
Tungau
Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari
ordo Acarina. Tungau yang menyerang tanaman tomat ini ada 2 jenis
yaitu tungau bercak dua dan tungau merah. Tungau bercak dua dicirikan
pada punggungnya terdapat bercak yang letaknya sedikit ke samping dan berwarna
hitam. Sedangkan tungau merah, akibat tanaman yang terserang daunya menjadi
berwarna merah. Akibat serangan tanaman tumbuh tidak normal dan kerdil.Tungau bersifat polifag yaitu memakan berbagai jenis tanaman. Serangannya dapat terjadi pada musim kemarau, pada musim hujan seranganya berkurang. Yang paling berbahaya, tungau dapat sekaligus menularkan virus sehingga berbahaya bagi tanaman.
Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan cara, antara lain Pembersihan areal tanaman dari gulma, Menanam varietas tomat yang tahan tungau, serta secara kimia dengan disemprot dengan Akarisida misalnya, Omite, Kelthane, Bubur Kalifornia atau dihembus dengan tepung belerang.
Nematoda
Bengkak Akar
Penyebabnya adalah
Nematoda. Serangan nematoda ini sangat merugikan karena dapat menurunkan
produksi sampai 50 persen lebih. Gejala serangan terutama pada akar
tanaman membengkak memanjang atau bulat, akibatnya tanaman mengalami kesulitan
mengambil air dari tanah sehingga terjadi klorosis, yakni warna daun tidak
normal, pertumbuhan terhambat, layu, buah kecil serta sedikit dan cepat menjadi
tua.
Serangan nematoda
ini dapat dikendalikan dengan beberapa teknik pengendalian, antara lain :
1.
Saat olah tanah,
tanah dicangkul dan dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari;
2.
Penggenangan
tanah untuk mematikan nematoda.
3.
Secara mekanis
dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
4.
Sanitasi dengan
pembersihan gulma sekitar areal pertanaman.
5.
Secara kimiawi
menggunakan bahan kimia Nematisida, misalnya Furadan, Curater, Petrofur,
Indofuran, atau nematisida lainya sesuai rekomendasi setempat.
Selain beberapa
jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) hama, tanaman tomat juga berisiko terserang
oleh berbagai jenis penyakit baik yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur antara lain Layu Fusarium, Bercak Daun,
Kapang Daun, Bercak Coklat, Busuk Buah. Sedangkan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri antara lain Layu Bakteridan Bercak bakteri.
Penyakit Layu Fusarium
Infeksi jamur
terjadi melalui akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh, sehingga
aliran air ke daun akan terhambat yang mengakibatkan daun layu dan
menguning. Pada malam hari sampai pagi daun masih kelihatan segar, tetapi
setelah siang hari dan terjadi penguapan, tanaman menjadi layu. Sore hari
mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai layu lagi dan
akhirnya tanaman layu akan mati.
Pengendalian
penyakit layu fusarium ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain Pemakaian mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu tanah agar
penyakit fusarium mati, Menggunakan alat yang bersih dan bebas dari
patogen, Mencabut dan membakar tanaman tomat yang terserang layu fusarium
dan jangan menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami tomat yang terserang
layu fusarium.
Bercak Daun SeptoriaPenyebab penyakit bercak daun Septoria ini adalah jamur Septoria Lycopersici Speg, yang merusak daun dan menyerang tanaman tomat yang masih muda ataupun tua. Serangan ditandai dengan bercak bulat kecil berair pada kedua permukaan daun dibagian bawah. Bercak tersebut berwarna coklat muda, kemudian menjadi kelabu dengan tepi kehitaman. Serangan yang hebat menyebabkan daun tomat menggulung, mengering dan akhirnya rontok.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Pembersihan dan pembakaran gulma dan sisa tanaman tomat yang telah mati, Rotasi tanaman dengan menanam tanaman lain yang berbeda famili, Menanam tanaman tomat yang tahan dan secara kimia dengan disemprot dengan fungisida misalnya zineb dan maneb atau fungisida lainya sesuai dengan rekomendasi setempat.
Penyakit Kapang Daun
Penyebab penyakit ini adalah jamur Fulvia fulva (Cke) Cif. atau yang menyebut Cladosporum fulvus Cke. Serangan ditandai pada permukaan daun sebelah atas terdapat bercak pucat (klorosis), dibawah daerah klorosis, dibalik daun, terbentuk spora-spora yang mula-mula berwarna kelabu muda kemudian menjadi coklat atau hijau kekuning-kuningan. Penyakit ini mula-mula menyerang daun-daun bagian bawah, kemudian menjalar ke daun sebelah atas dan akhirnya seluruh tanaman terserang dan mati.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara, antara lain Menanam tanaman tomat yang tahan, Jangan menanam tomat pada waktu musim hujan, Rotasi tanaman dengan tanaman lain bukan sefamili dengan tomat, secara biologi dengan menggunakan Penicillium brevicompactum, Trichoderma viride, Hansfordia pulvinata, dan Acremonium spp dan secara kimia dengan fungisida misalnya Mancozeb (Dithane M-45), Benemyl atau fungisida lainya sesuai rekomendasi setempat.
Penyakit Bercak Coklat
Penyebab penyakit ini adalah Alternaria solani Sor. Serangan penyakit ini ditandai dengan daun tomat yang terserang tampak bulat coklat atau bersudut dan berwarna coklat sampai hitam. Bercak itu menjadi jaringan nekrosis yang mempunyai garis-garis lingkaran sepusat. Jaringan nekrosis ini dikelilingi lingkaran yang berwarna kuning (sel klorosis). Bila serangan mengganas, bercak akan membesar dan kemudian bersatu sehingga daun menjadi kuning, layu dan mati. Bunga yang terinfeksi akan gugur. Buah muda atau masak yang terserang penyakit ini menjadi busuk, berwarna hitam, dan cekung, serta meluas ke seluruh buah. Penyakit ini biasanya dimulai dari pangkal buah (ujung tangkai) yang berwarna coklat tua dan cekung dan tertutup massa spora hitam seperti beledu.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara Menanam biji yang bebas penyakit atau biji terdesinfeksi, Mencabut tanaman yang sakit dan dibakar, Bekas tanaman tomat, terung, kentang, dan tanaman yang termasuk Solanase tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat, tapi harus dikumpulkan di tempat lain dan dibakar, Rotasi tanaman dengan tanaman lain bukan sefamili, Irigasi / penyiraman harus menggunakan air bersih yang tidak tercemar penyakit, Drainase harus diatur dengan baik agar tanaman tidak tergenang air, Gulma di areal pertanaman harus selalu dibersihkan, Pembibitan dan penanaman jangan terlalu rapat serta secara kimia dengan disemprot dengan carbamat, zineb atau maneb atau fungisida lainya sesuai rekomendasi setempat.
Penyakit
Busuk Daun
Penyebab penyakit busuk daun ini adalah jamur
Phytophthora infestans (Mont.)
de bary. Gejala yang tampakakibat penyakit ini adalah daun tomat yang
terserang berbercak coklat sampai hitam. Mula-mula pada ujung atau sisi daun,
hanya tampak beberapa milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun
dan tangkai daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan
bercak berair yang berwarna hijau kelabu sampai coklat.Pengendalian penyakit busuk daun ini dapat dilakukan dengan cara pada saat olah tanah biarkan beberapa hari tanah yang telah dicangkul agar terkena cahaya matari, Tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar, Tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat, Menanam varietas tomat yang tahan, Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili serta secara kimia disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45, Difolatan, zineb, propineb, maneb atau fungisida lainya sesuai rekomendasi setempat.
Penyakit Busuk Buah Rhizoctonia
Penyakit busuk buah Rhizoctonia ini disebabkan oleh jamur Thanatephorus cucumeris (Frank) Donk. Gejala yang tampak akibat serangan penyakit busuk buah ini adalah muncul bercak cekung kecil berwarna coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran sepusat. Warna bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak.
Pengendalian penyakit busuk buah Rhizoctonia ini adalah dengan cara Penggunaan air pengairan harus bersih dan bebas penyakit, Penanaman jangan terlalu dalam, Penggunaan mulsa plastik, Menanam varietas tomat yang tahan, Rotasi tanaman dengan tanaman lain yang tidak sefamili, Sanitasi / pembersihan gulma dan sisa-sisa tanaman sakit, serta secara kimia disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan aktif chlorothalonil dengan interval 7-8 hari sekali untuk menanggulangi timbulnya penyakit busuk buah.
Busuk Buah
Antraknosa
Busuk buah antraknosa disebabkan
oleh Colletotrichum coccodes (Wallr.) Hughes. Penyakit ini
dapat menyerang buah, batang dan akar tanaman tomat. Serangan busuk buah
Antraknosa ini ditandai pada buah tomat tampak bercak kecil berair, bulat
dan cekung yang makin membesar, berwarna coklat, kelihatan ada
lingkaran-lingkaran sepusat, dan kemudian menjadi hitam. Pada pangkal
buahnya kelihatan bercak ungu yang terletak dekat tangkai.Pengendalian penyakit busuk buah Antraknosa ini dapat dilakukan dengan cara Rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sefamili, Menanam varietas tahan, Menanam menggunakan mulsa plastik, Pembersihan gulma / sisa tanaman disekitar areal tanaman dan dibakar, serta secara kimia disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan aktif kaptafol.
Sedangkan penyakit
yang menyerang tanaman tomat yang lain disebabkan oleh serangan bakteri antara
lain penyakit layu dan bercak.
Penyakit layu bakteri.
Penyakit layu
bakteri disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas solanacearum.
Tanaman yang diserang menjadi lebih cepat layu. Tanaman yang telah
terinfeksi, daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba layu, terutama pucuk
daun yang masih muda, dan daun bagian bawah menguning. Tanaman yang terinfeksi
menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan kadang-kadang terbentuk akar
adventif sepanjang batang. Tanaman yang terserang biasanya akan roboh dan mati.
Pengendalian yang
bisa dilakukan antara lain dengan Rotasi tanaman dan tidak boleh menanam
jenis-jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae, Pembersihan areal sekitar
pertanaman dari gulma dan sisa tanaman, Tanaman yang sakit dicabut
dan dibakar, serta pada saat olah tanah, tanah yang telah dicangkul
dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar matahari sehingga dapat mematikan
patogen.
Penyakit
Bercak Bakteri.
Gejala awal
serangan penyakit ini adalah adanya bercak berair berukuran kecil pada daun dan
batang, selanjutnya bercak ini akan mengering, cekung dan berwarna coklat
keabu-abuan. Tanaman tomat yang terserang daun-daunnya akan mengeriting
ke bawah dan mengering, daunya akhirnya mengalami klorosis dan gugur.
Batang yang terluka menyerupai kerak panjang dan berwarna keabu-abuan.
Sedangkan serangan pada buah tomat yang terserang mula-mula berupa bercak
berair, kemudian berubah menjadi bercak bergabus.
Beberapa teknik
pengendalian yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan rotasi tanaman
dengan tanaman yang berbeda famili, Menanam dengan benih yang sehat dann
bebas patogen, Sanitasi dengan mencabut dan membakar tanaman yang sakit,
serta menyiram tanaman dengan air yang bersih dan bebas penyakit.
Demikian beberapa
jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering menyerang tanaman tomat.
kami menunggu tanggapan maupun komentar anda disini untuk melengkapi tulisan
ini agar menjadi lebih lengkap dan informatif serta bermanfaat bagi
kemajuan dunia pertanian Indonesia.
Trima kasih dan Salam Petani.
makasih ya info na te2h cantik
BalasHapus