MENUJU PERTANIAN ORGANIK

SELAMAT DATANG

Kamis, 27 Oktober 2011

Sifat Kimia Tanah

Sifat Kimia Tanah
A. Dasar-dasar Jerapan dan Pertukaran Ion
1. koloid tanah
Koloid tanah yang terdiri dari atas liat dan bahan organic merupakan dasar dari terjadinya penjerapan (adsorpsi) dan pertukaran ion dalam tanah. Koloid liat terdiri atas mineral liat silikat kristalin dan amoprf serta mineral liat bukan silikat. Sifat koloid liat tersebut adalah :
a) Berbentuk Kristal umumnya.
b) Mempunyai permukaan yang luas karena itu reaktif.
c) Bermuatan negative karena menyerap kation.
d) Juga ada bermuatan positif karena itu menyerap anion.
e) Menyerap dan mempertukarkan ion, menyerap air.
f) Mudah mengalami substitusi isomorfik hingga bermuatan (-)
g) Menentukan suatu garam yang bersifat masam.
Koloid organik (humus) mempunyai daya serap kation dan air serta kapasitas tukar kation yang lebih besar dari pada liat. Muatan koloid organik tergantung pada pH. Koloid ini tidak kristalin, tidak semantap liat dan mudah dihancurkan.
2. kapasitas tukar kation
Penentuan kapasitas tukar kation (KTK) tanah adalah penting karena akan menentukan kapur atau pupuk yang akan diberikan. Juga menentukan tanah dalam menyerap dan menyediakan hara bagi tanaman.
Besarnya kapasitas tukar kation dipengaruhi oleh :
a) Reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK.
b) Tekstur tanah, semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK.
c) Jenis liat, KTK liat 2:1 lebih besar dari pada 1:1
d) Kadar BO, makin tinggi BO makin tinggi KTK.
e) Pengapuran dan pemupukan kation, menaikan pH.
Reaksi tanah atau pH
Pada kebanyakan tanah ditemukan bahwa pertukaran kation berubah dengan berubahnya pH tanah. Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui oertukaran kation. Dengan demukuan KTK relative rendah.
Tekstur tanah atau jumlah liat
Semakin tinggi jumlah liat suatu jenis tanah yang sama, KTK juga bertambah besar. Semakin halus tekstur tanah semakin besar pula jumlah koloid liat organiknya, sehingga KTK makin besar. Sebaliknya tekstur kasar seperti debu atau pasir, jumlah koloid liat relative kecil demikian oula koloid organiknya, sehingga KTK relative lebih kecil dari pada tanah bertekstur halus.
Bahan organik
bahan organik mempunyai daya serap kation lebih besar dari pada koloid liat berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah semakin tinggi pula KTKnya.
Pengapuran dan pemupukan
Pengaruh pengapuran dan pemupukan ini berkaitan erat dengan perubahan pH, yang selanjutnya mempengaruhi KTK tanah. Besarnya KTK dinyatakan dengan satuan miliekuivalen (me). Satu me sama dengan satu milligram H, atau sejumlah ion lain yang dapat berkombinasi atau menggantikan ion hydrogen.
3. Persentase Kejenuhan Basa
Persen kejenuhan basa (KB) yang merupakan perbandingan antara kation basa dengan KTK, berkolerasi erat dengan pH dan iklim. Dimana KB beriklim kering akan lebih besar dari pada KB tanah beriklim basah, demikian pula KB tanah ber pH tinggi lebih besar dari pada KB tanah ber pH rendah.
4. Peranan KTK bagi perharaan tanaman
Besarnya KTK tanah mempengaruhi ketersediaan bagi tanaman. Tanah berKTK tinggi dapat menyerap hara lebih banyak, tetapi agak sukar tersedia bagi tanaman karenanya diperlukan pupuk yang lebih banyak.tanah berKTK rendah, menyimpan hara sedikit tetapa mudah melepaskannya kedalam larutan, sehingga mudah bagi tanaman.
B.REAKSI TANAH DAN PENGOLAHANNYA
1. Kapasitas sangga
Reaksi tanah tidak mudah bnerubah drastik karena ada suatu penyangga dalam tanah yang terdiri atas koloid liat dan organik( campuran asam lemak dengan garamnya ) berbeda jumlah liat atau berbeda jenisnya akan berbeda pula kapasitas sangganya. Demikian pula bila jumlah BO yang berbeda. Terdapat koreelasi yang erat.antara kapasitas sanggahan tanah dengan KTKnya.
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah baik langsung maupun tidak langsung. Setiap kelompok jenis tanaman membutuhkan pH tertentu untuk pertumbuhann dan produksinya yang maksimal.
Cara penetapan pH tanah
Cara pengukuran pH yang akurat menggunakn alat pH meter. Sejumlah tanah dicampur dengan air atau larutan garam dengan perbandingan tertentu kemudian dikocok sampai rata.
Factor yang mempengaruhi pH tanah
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat dan cirri tanah yang komplit sekali namun yang menonjol adalah :
a) Kejenuhan basa.
b) Sifat misel (koloid)
c) Macam kation yang terjerap.
2. Kemasaman tanah dan masalahnya
Kemasaman aktif dicirukan oleh ion H dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman cadangan ditunjukan oleh ion H dan Al yang terserap pada kompleks serapan. Masalah tanah masam antara lain : kurang tersedianya unsur P, Ca, Mg, dan Mo : fiksasi N terhambat : serta kelebihan unsure Al, Fe, dan Mn sehingga meracun bagi tanaman.
Keracunan Al merupakan penyebab utama pertumbuhan yang buruk pada tanah masam, karena Al menyebabkan pertumbuhan dan perpanjangan akar terhambat, pembentukan akar lateral danh bulu akar terhalang, mengurangi pembentukan DNA, RNA, ADP serta menghambat pembelahan sel, mengurangi penyerapan hara P, Ca,Mg,k,Fe,Mn,Cu, dan Zn.
Gejala keracunan Al antara lain adalah : akar tumbuh gemuk pendek, dinding sel akar menebal dan kaku, akar cabang sedikit dan tanpa bulu akar, akar cenderung tumbuh ke atas, pertumbuhan bagian atas sangat buruk, daun muda sukar membuka dan sering mudah gugur, semuanya itu menyebabkan produksi rendah atau tidak berproduksi sama sekali.
Tanah masam cukup potensial untuk perluasan dan peningkatan produksi pertanian, tetapi ia memerlukan pengapuran. Tujuan pengapuran ialah untuk menaikkan pH, meniadakan Al yang meracun, dan meniadakan Ca sebagai hara.
3. Tanah masam dan Pengapuran
Tanah yang ber pH rendah diklasifikasikan sebagai tanah masam. Tanah ini merupakan tanah yang telah mengalami pencucian berat akibat hancuran iklim yang intensif dan telah lanjut.
Tujuan pengapuran
1) Mempengaruhi kondisi tanah bereaksi masam sehingga cukup baik untuk pertumbuhan tanaman / jazad mikro.
2) Menghilangkan pengaruh racun Al, Fe, dan Mn.
3) Menambah unsur basa Ca atau Mg.
4) Meniadakan fiksasi P atau Mo.
Bahan kapur pertanian
1) Kapur kalsit (CaCO3)
Terdiri dari batu kapur kalsit yang ditumbuk atau digiling sampai kehalusan tertentu.
2) Kapur dolomite (CaMg(CO3)2)
Terdiri dari batu kapur dolomite yang ditumbuk pada kehalusan tertentu.
3) Kapur bakar / quick lime (CaO)
Batu kapur yang dibakar sehingga terbentuk CaO.
CaCO3 + panas  CaO + CO2
(dibakar) (kapur bakar)
4) Kapur hidrat / siaked lime (Ca(OH)2)
CaO + H2O  Ca(OH)2 + panas
(diberi air) (kapur hidrat)
5) Kapur tohor (kapur hidup)
Kapur yang mempunyai Kadar kalsium tinggi.
Prosedur penentuan kebutuhan tanah
1) Ambil sedikit tanah dari plasti sample (10 g).
2) Masukkan kedalam fial film.
3) Masukkan air dan larutan CaCO3 kedalam fial film (10 ml).
4) Letakkan fial film kea lat pengocok selama 5 menit.
5) Diukur PH nya dengan alat PH meter.
6) Dihitung kebutuhan kapurnya.
2.4. Sifat Kimia Tanah
A. Dasar-dasar Jerapan dan Pertukaran Ion
1. koloid tanah
Koloid tanah yang terdiri dari atas liat dan bahan organic merupakan dasar dari terjadinya penjerapan (adsorpsi) dan pertukaran ion dalam tanah. Koloid liat terdiri atas mineral liat silikat kristalin dan amoprf serta mineral liat bukan silikat. Sifat koloid liat tersebut adalah :
a) Berbentuk Kristal umumnya.
b) Mempunyai permukaan yang luas karena itu reaktif.
c) Bermuatan negative karena menyerap kation.
d) Juga ada bermuatan positif karena itu menyerap anion.
e) Menyerap dan mempertukarkan ion, menyerap air.
f) Mudah mengalami substitusi isomorfik hingga bermuatan (-)
g) Menentukan suatu garam yang bersifat masam.
Koloid organik (humus) mempunyai daya serap kation dan air serta kapasitas tukar kation yang lebih besar dari pada liat. Muatan koloid organik tergantung pada pH. Koloid ini tidak kristalin, tidak semantap liat dan mudah dihancurkan.
2. kapasitas tukar kation
Penentuan kapasitas tukar kation (KTK) tanah adalah penting karena akan menentukan kapur atau pupuk yang akan diberikan. Juga menentukan tanah dalam menyerap dan menyediakan hara bagi tanaman.
Besarnya kapasitas tukar kation dipengaruhi oleh :
a) Reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK.
b) Tekstur tanah, semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK.
c) Jenis liat, KTK liat 2:1 lebih besar dari pada 1:1
d) Kadar BO, makin tinggi BO makin tinggi KTK.
e) Pengapuran dan pemupukan kation, menaikan pH.
Reaksi tanah atau pH
Pada kebanyakan tanah ditemukan bahwa pertukaran kation berubah dengan berubahnya pH tanah. Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui oertukaran kation. Dengan demukuan KTK relative rendah.
Tekstur tanah atau jumlah liat
Semakin tinggi jumlah liat suatu jenis tanah yang sama, KTK juga bertambah besar. Semakin halus tekstur tanah semakin besar pula jumlah koloid liat organiknya, sehingga KTK makin besar. Sebaliknya tekstur kasar seperti debu atau pasir, jumlah koloid liat relative kecil demikian oula koloid organiknya, sehingga KTK relative lebih kecil dari pada tanah bertekstur halus.
Bahan organik
bahan organik mempunyai daya serap kation lebih besar dari pada koloid liat berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah semakin tinggi pula KTKnya.
Pengapuran dan pemupukan
Pengaruh pengapuran dan pemupukan ini berkaitan erat dengan perubahan pH, yang selanjutnya mempengaruhi KTK tanah. Besarnya KTK dinyatakan dengan satuan miliekuivalen (me). Satu me sama dengan satu milligram H, atau sejumlah ion lain yang dapat berkombinasi atau menggantikan ion hydrogen.
3. Persentase Kejenuhan Basa
Persen kejenuhan basa (KB) yang merupakan perbandingan antara kation basa dengan KTK, berkolerasi erat dengan pH dan iklim. Dimana KB beriklim kering akan lebih besar dari pada KB tanah beriklim basah, demikian pula KB tanah ber pH tinggi lebih besar dari pada KB tanah ber pH rendah.
4. Peranan KTK bagi perharaan tanaman
Besarnya KTK tanah mempengaruhi ketersediaan bagi tanaman. Tanah berKTK tinggi dapat menyerap hara lebih banyak, tetapi agak sukar tersedia bagi tanaman karenanya diperlukan pupuk yang lebih banyak.tanah berKTK rendah, menyimpan hara sedikit tetapa mudah melepaskannya kedalam larutan, sehingga mudah bagi tanaman.
B.REAKSI TANAH DAN PENGOLAHANNYA
1. Kapasitas sangga
Reaksi tanah tidak mudah bnerubah drastik karena ada suatu penyangga dalam tanah yang terdiri atas koloid liat dan organik( campuran asam lemak dengan garamnya ) berbeda jumlah liat atau berbeda jenisnya akan berbeda pula kapasitas sangganya. Demikian pula bila jumlah BO yang berbeda. Terdapat koreelasi yang erat.antara kapasitas sanggahan tanah dengan KTKnya.
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah baik langsung maupun tidak langsung. Setiap kelompok jenis tanaman membutuhkan pH tertentu untuk pertumbuhann dan produksinya yang maksimal.
Cara penetapan pH tanah
Cara pengukuran pH yang akurat menggunakn alat pH meter. Sejumlah tanah dicampur dengan air atau larutan garam dengan perbandingan tertentu kemudian dikocok sampai rata.
Factor yang mempengaruhi pH tanah
Nilai pH tanah dipengaruhi oleh sifat dan cirri tanah yang komplit sekali namun yang menonjol adalah :
a) Kejenuhan basa.
b) Sifat misel (koloid)
c) Macam kation yang terjerap.
2. Kemasaman tanah dan masalahnya
Kemasaman aktif dicirukan oleh ion H dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman cadangan ditunjukan oleh ion H dan Al yang terserap pada kompleks serapan. Masalah tanah masam antara lain : kurang tersedianya unsur P, Ca, Mg, dan Mo : fiksasi N terhambat : serta kelebihan unsure Al, Fe, dan Mn sehingga meracun bagi tanaman.
Keracunan Al merupakan penyebab utama pertumbuhan yang buruk pada tanah masam, karena Al menyebabkan pertumbuhan dan perpanjangan akar terhambat, pembentukan akar lateral danh bulu akar terhalang, mengurangi pembentukan DNA, RNA, ADP serta menghambat pembelahan sel, mengurangi penyerapan hara P, Ca,Mg,k,Fe,Mn,Cu, dan Zn.
Gejala keracunan Al antara lain adalah : akar tumbuh gemuk pendek, dinding sel akar menebal dan kaku, akar cabang sedikit dan tanpa bulu akar, akar cenderung tumbuh ke atas, pertumbuhan bagian atas sangat buruk, daun muda sukar membuka dan sering mudah gugur, semuanya itu menyebabkan produksi rendah atau tidak berproduksi sama sekali.
Tanah masam cukup potensial untuk perluasan dan peningkatan produksi pertanian, tetapi ia memerlukan pengapuran. Tujuan pengapuran ialah untuk menaikkan pH, meniadakan Al yang meracun, dan meniadakan Ca sebagai hara.
3. Tanah masam dan Pengapuran
Tanah yang ber pH rendah diklasifikasikan sebagai tanah masam. Tanah ini merupakan tanah yang telah mengalami pencucian berat akibat hancuran iklim yang intensif dan telah lanjut.
Tujuan pengapuran
1) Mempengaruhi kondisi tanah bereaksi masam sehingga cukup baik untuk pertumbuhan tanaman / jazad mikro.
2) Menghilangkan pengaruh racun Al, Fe, dan Mn.
3) Menambah unsur basa Ca atau Mg.
4) Meniadakan fiksasi P atau Mo.
Bahan kapur pertanian
1) Kapur kalsit (CaCO3)
Terdiri dari batu kapur kalsit yang ditumbuk atau digiling sampai kehalusan tertentu.
2) Kapur dolomite (CaMg(CO3)2)
Terdiri dari batu kapur dolomite yang ditumbuk pada kehalusan tertentu.
3) Kapur bakar / quick lime (CaO)
Batu kapur yang dibakar sehingga terbentuk CaO.
CaCO3 + panas  CaO + CO2
(dibakar) (kapur bakar)
4) Kapur hidrat / siaked lime (Ca(OH)2)
CaO + H2O  Ca(OH)2 + panas
(diberi air) (kapur hidrat)
5) Kapur tohor (kapur hidup)
Kapur yang mempunyai Kadar kalsium tinggi.
Prosedur penentuan kebutuhan tanah
1) Ambil sedikit tanah dari plasti sample (10 g).
2) Masukkan kedalam fial film.
3) Masukkan air dan larutan CaCO3 kedalam fial film (10 ml).
4) Letakkan fial film kea lat pengocok selama 5 menit.
5) Diukur PH nya dengan alat PH meter.
6) Dihitung kebutuhan kapurnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar