pemasaran dalam kegiatan pertanian
memainkan peran ganda. Pertama, berperan sebagai sumber terbentuknya
harga produk pertanian, yang mempertemukan kepentingan produsen dengan
konsumen. Kedua, menjadi media perpindahan fisik dari titik produksi
(petani atau produsen) ke tempat pembelian (konsumen). Namun untuk dapat
memainkan kedua peran tersebut petani sering menghadapi beberapa
kendala. Beberapa kendala tersebut diantaranya;
- kesinambungan produksi
sala satu penyebab timbulnya berbagai
masalah pemasaran hasil pertanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas
produk pertanian, yaitu pertama, volume produksi yang kecil karena
diusahakan dengan skala usaha kecil (small scale farming). Kedua,
produksi bersifat musiman sehingga hanya tersedia pada waktu-waktu
tertentu. Ketiga, lokasi usaha tani yang terpencar-pencar sehingga
menyulitkan dalam proses pengumpulan produksi. Keempat, sifat produksi
pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan banyak tempat.
- kurang memadainya pasar
hal iani berhubungan dengan cara
penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual
produk pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku, tawar-menawar,
dan borongan. Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku tergantung
pada penawaran dan permintaan yang mengikuti mekanisme pasar. Penetapan
harga melalui tawar-menawar lebis bersifak kekeluargaan, apabila
tercapai kesepakatan anatara penjual dan pembeli maka
transakasiterlaksana. Praktik pemasaran dengan cara borongan terjadi
karena keadaan keuangan petani yang masih rendah.
- panjangnya saluran pemasaran
panjangnya saluran pemasaran
menyebabkanbesarnya biaya yang dikeluarkan, serta ada bagian yang
dikeluarkan sebagai keuntungan pedangang. Hal tersebut cenderung
memperkecil bagian yang diterima petani dan memperbesar biaya yang
dibayarkan konsumen. Panjang pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan
jumlah pedagang perantara yang harus dilalui dari petani sampai ke
konsumen.
- rendahnya kemampuan tawar-menawar
kemampuan petani dalam penawaran produk
yang dihasilkan masih terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki,
sehingga ada kecenderungan produk-produk yang dihasilakan dijual dengan
harga yang rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih
keuntungan besar pada umumnya adalah pihak pedagang.
- berfluktuasinya harga
harga produksi hasil pertanian yang
selalu berfluktuasi bergantung dari perubahan yang terjadi pada
permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga dapa terjadi dalam jangka
pendek yaitu per bulan, per minggu, bahkan perhari, atau dapat terjadi
dalam jangka panjang. Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit
melakukan perencanaan produksi, pedagang juga sulit dalam memperkirakan
permintaan.
- kurangnya informasi pasar
informasi pasar merupakan faktoe yang
menentukan apa yang diproduksi, dimana, mengapa, bagaimana, dan untuk
siapa produk dijual dengan keuntungan terbaik. Kondisi tersebut
menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang matang.
Beitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi pasar dengan baik, terutama
kondisi makro.
- rendahnya kualitas produksi
rendahnya kualitas produk yang
diahasilkan karena penanganan yang dilakukan belum intensif. Masalah
mutu ini timbul karena penanganan kegiatan mulai dari prapanen sampai
panen yang belum dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang
diahsilakan juga ditentukan pada kegiatan pascapanen, seperti melalui
standarisasi dan grading.
- rendahnya kualitas sumberdaya manusia
rendahnya kualitas sumberdaya manusia di
pedesaan tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang memadai,
sehingga penanganan produk mulai dari panen sampai pascapanen tidak
dilakukan dengan baik. Disamping itu, pembinaan petani selama ini lebih
banyak kepada praktek budidaya dan belum mengarah kepada praktek
pemasaran.
(sumber: tabloid Sahabat petani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar