MENUJU PERTANIAN ORGANIK

SELAMAT DATANG

Selasa, 29 November 2011

Produk Mikroba Unggulan untuk Pertanian

Untuk memenuhi kebutuhan pertaniannya seperti kebutuhan akan pestisida, zat pengatur tumbuh, insektisida dan pupuk nitrogen, petani kerap menggunakan bahan-bahan kimia yang sudah jadi dalam bentuk produk komersial. Ini tidak selalu salah, namun jauh lebih menguntungkan apabila petani menggunakan mikroba-mikroba tertentu untuk keperluan tersebut. Di samping menghindari tercemarnya tanah dari bahan kimia sintetik, apabila mikroba-mikroba tersebut dapat sustain dan hidup harmonis di lahan, maka bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhan pertanian dalam jangka panjang, sehingga lebih ekonomis. Saat ini terus dilakukan penelitian untuk mikroba-mikroba yang memiliki produk unggulan dalam rangka memajukan pertanian yang berkelanjutan.

Mikroorganisme tanah, dapat menghasilkan produk yang menguntungkan maupun merugikan pertanian. Namun produk-produk mikroba yang akan dipaparkan disini hanya yang menguntungkan, diantaranya adalah zat pengatur tumbuh atau fitohormon, antibiotik, insektisida mikroba, insektisida virus, dan herbisida mikroba.

1. Zat Pengatur Tumbuh atau Fitohormon
Fitohormon adalah bahan kimia yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan Jenisnya ada banyak, namun yang akan dipaparkan disini ada dua yaitu Asam Indool Asetat (salah satu senyawa yang tergolong Auxin) dan Gibberelin.

Asam Indool Asetat, yang selanjutnya akan disebut IAA, dihasilkan oleh jamur maupun bakteri dengan jumlah yang relatif sedikit. Beberapa pengaruh morfologi pada tanaman yang penting dari IAA terhadap pertumbuhan tanaman adalah pemanjangan batang dan pembentukan bintil, yang merupakan reaksi inang terhadap auksin. Namun IAA dapat juga meracuni tanaman (lebih besar pengaruhnya pada tanaman dikotil ketimbang monokotil) bila terdapat dalam jumlah besar dan bereaksi dengan senyawa dalam tubuh inang. Karena itu IAA juga ada yang digunakan sebagai herbisida untuk mengurangi gulma.

Gibberelin adalah berbagai bahan kimia yang diproduksi secara alami di dalam tanaman oleh jamur, yang pertama kali ditemukan oleh para peneliti Jepang, diantaranya adalah Eiichi Kurosawa. Jenis-jenis Gibberelin cukup banyak. Perannya antara lain : menganggulangi dormansi atau kekerdilan pada tanaman, menginduksi pembungaan dari beberapa tanaman yang peka terhadap fotoperiodisitas dan tanaman lain yang tergantung pada dinginnya temperatur, mengubah jenis kelamin bunga serta menyumbang pembentukan set buah, merangsang pertumbuhan batang dan pada saat yang bersamaan menekan pertumbuhan cabang lateral.

2. Antibiotik
Untuk mempertahankan hidupnya, mikroorganisme menghasilkan antibiotik untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme saingan atau musuhnya. Antibiotik ini ternyata memiliki potensi untuk pengendalian penyakit tanaman. Sebagai contoh, antibiotik anti jamur yang bermanfaat untuk mengendalikan jamur patogen adalah griseofulvin, hasil metabolik dari Penicilium griseofulvum dan aureofungin, hasil metablik dari Streptoverticillium cinnamomeum var terricolum. Ternyata disamping berguna untuk mengendalikan penyakit tanaman, antibiotik juga banyak dipakai untuk perangsang pertumbuhan dalam pakan ayam dan ternak, walaupun mekanismenya masih belum jelas.

3. Insektisida Mikroba
Mikroba juga bisa digunakan untuk mengendalikan serangga yang merugikan. Di antaranya adalah Bacillus ThuringiensisSp. yang sanggup menghambat sekitar 130 spesies serangga dan larva, serta dapat ditumbuhkan pada media yang murah. Ada pula galur B. Thuringiensis yang menunjukkan toksisitas yang tinggi terhadap larva nyamuk, namun tidak beracun terhadap larva lepidoptera dan berpotensi juga untuk mengendalikan penyakit malaria pada manusia. Banyak juga agen bakteri lain, jamur serta protozoa yang efisien dan efektif dalam mengendalikan hama serangga pada tanaman.

4. Insektisida berupa Virus
Terdapat lebih dari 300 virus yang telah dikenal dapat secara cepat menginfeksi spesies serangga yang rentan terhadapnya. Tidak seperti virus tanaman atau hewan, virus serangga terselubung dalam kristal protein secara tunggal atau dalam kelompok. Apabila ditlarkan secara sengaja pada populasi tanaman yang terserang hama, virus-virus ini menggandakan diri dengan cepat dan tersebar melalui aliran udara dan air hujan sehingga dapat menjadi insektisida yang kuat.

5. Herbisida Mikroba
Penggunaan mikroba untuk membunuh gulma menggunakan patogen endemik atau eksotik. Penggunaan herbisida mikroba eksotik tergantung pada eratnya kerjasama internasional sedangkan penggunaan herbisida mikroba endemik ekan memerlukan kerjasama nasional dan lokal dari beberapa perwakilan.

Demikian beberapa jenis produk dari mikroba yang bermanfaat untuk pertanian. Walaupun ini merupakan solusi yang organik (alami), namun dalam penerapannya tentu selalu diperlukan kehati-hatian serta penelitian yang mendalam terlebih pada penggunaan mikroba patogen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar