Mendengar nama Jahe tentunya bukan hal yang asing lagi bagi masyarakat,
apalagi bagi ibu rumah tangga. Hal ini karena produk berupa rimpang
tersebut sering digunakan sebagai bumbu dapur atau pun sebagai bahan
obat. Tetapi tentang jahe organik, boleh dikata belum dikenal banyak
orang, tetapi sebenarnya jahe organik ini mempunyai prospek yang cerah.
Tanaman jahe yang nama latinnya Zingiber officinalle Rosc boleh dikata
sering digunakan bagi ibu rumah tangga, terutama pada saat memasak ikan,
daging atau bentuk olahan lainnya. Untuk keperluan ini umumnya ibu
rumah tangga tersebut menggunakan rimpang jahe yang dibeli di pasar yang
bukan merupakan jahe organik.
Bagi masyarakat atau ibu rumah tangga yang mempunyai kesadaran untuk
mengkonsumsi makanan yang aman dengan kandungan nutrisi yang tinggi
selalu berusaha mencari produk pertanian organik. Apalagi memasuki abad
21 ini, gaya hidup sehat dengan slogan back to nature telah menjadi
trend baru masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Dengan
adanya preferensi konsumen ini menyebabkan permintaan produk pertanian
organik terus meningkat, termasuk produk jahe organik. Dengan demikian,
sebagaimana produk pertanian organik lainnya, jahe organik ini pun jika
dibudidayakan dengan baik dan benar mempunyai prospek yang cerah.
Budidaya jahe organik adalah suatu proses budidaya tepadu yang
memanfaatkan bahan alami untuk meningkatkan produktivitas dan mutu
secara berkelanjutan.
Syarat Tumbuh
Jika ada yang berminat untuk membudidayakan jahe organik ini, tanamlah
pada lokasi atau tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya.
Tanaman ini akan tumbuh baik jika ditanam pada lahan yang mempunyai
ketinggian tempat maksimal 1.000 m di atas permukaan laut (dpl),
tergantung jenis jahe yang ditanamnya. Untuk jenis jahe emprit
ketinggian tempat yang cocok 200 -1.000 m dpl, jahe gajah 400 - 800 m
dpl dan jahe merah sekitar 200 - 600 m dpl.
Ada pun jenis tanah yang diinginkannya adalah tanah lempung berpasir
dengan pH 6,8 -7,4. Selain itu, struktur tanahnya gembur, draenasenya
baik dengan curah hujan 1.500 - 3.000 mm/tahun dan kedalaman lapisan
olah tanah lebih kurang 30 cm.
Penanamannya di lahan terbuka. Jika ada naungan, naungannya maksimal 30
%. Sebaiknya, lahan yang akan ditanami bukan merupakan lahan yang
pernah ditanami jahe. Hindari penggunaan lahan bekas tanaman rimpang
yang sudah ada gejala serangan bakteri famili solanaceae, leguminosae,
musaceae atau tanaman yang pembawa penyakit layu karena apabila ditanam
pada lahan seperti ini maka jahe organik yang ditanamnya akan kena
penyakit tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar