Teknik pengengendalian hama tanaman
Pengendalian hama adalah setiap usaha atau tindakan manusia untuk
membatasi atau mengurangi perkembangan hama agar jangan sampai meluas ke
tempat lain dan juga menekan hama itu sendiri agar tetap pada tingkat
yang tidak merugikan.
Beberapa teknik pengendalian hama :
1) pengendalian secara mekanik (mechanical control)
pengendalian hama tanaman secara mekanik adalah pengendalian yang menggunakan alat tenaga manusia. Contoh:
a. pengumpulan ulat Phaedonia inclusa (hama kedelai).
b. Traping (dengan perangkap), misal pengendalian walang sangit (Leptocorixa acuta) dengan menggunakan obor pada malam hari.
c. Driving (pengusiran), misal pengusiran burung pipit (hama padi) dengan cara membuat bunyi-bunyian.
d. Memotong bagian tanaman yang telah terserang hama agar tidak menular ke bagian lain.
2) Pengendalian secara fisis (physical control)
Pengendalian
ini dilakukan dengan cara memanfaatkan faktor-faktor fisis seperti
temperatur, kelembaban, cahaya, dan gelombang suara untuk mempengaruhi
kehidupan hama itu sendiri. Contoh :
a. Temperatur, misal pendingin untuk memberantas hama gudang.
b. Kelembaban, pengurangan tanaman pelindung pada tanaman coklat untuk mencegah perkembangan hama Helopeltis sp.
c. Cahaya, walang sangit aktif pada keadaan yang terang maka perlu perangkap obor untuk menjeratnya.
3) Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control)
Pada
prinsipnya pengendalian secara kultur teknis adalah cara-cara
pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkumbangan
populasi hama. Contoh :
a. pengolahan tanah.
Pengolahan
tanah setelah panen larva-larva hama yang hidup di dalam tanah akan
mati terkena alat-alat pengolahan seperti cangkul. Di samping itu akibat
lain dari pengolahan tanah ini akan menaikkan larva dan telur dari
dalam tanah ke permukaan tanah. Dengan demikin larva-larva dan telur
larva akan dimakan burung atau mati terkena cahaya matahari langsung.
b. sanitasi.
Dengan
membersihkan tempat-tempat yang kemungkinan digunakan oleh serangga
untuk berkembang biak, berlindung, berdiapause, maka perkembangan
serangga yang menjadi hama tanaman dapat dicegah. Walang sangit akan
lebih cepat berkembang biak bila sanitasi lingkungan kurang baik.
c. pemupukan.
Penggunaan pupuk menjadikan tanaman sehat dan lebih mudah mentoleransi serangga hama tanaman. Agromiza
sp menyerang batang kedelai, dengan pemupukan yang baik maka akan
mempercepat pertumbuhan tunas-tunas cabang, dengan kata lain serangan
hama dapat di toleransi oleh tanaman.
d. irigasi.
Pengolahan
air dapat menghalangi perkembangan hama-hama tertentu. Akan tetapi bila
cara pengolahan air kurang tepat dapat memgakibatkan peningkatan
perkembangan populasi hama tanaman. Penggenangan pada sawah-sawah
setelah panen selama kurang lebih 5 hari merupakan cara yang baik untuk
memberantas larva maupun pupa dari penggerek batang padi.
e. strip farming.
Serangan
hama tertentu dapat di atasi dengan cara “catch crop” yaitu bercocok
tanam secara berselang seling. Antara tanaman yang berumur panjang dan
tanaman berumur pendek. Contoh, walang sangit (Leptocorixa acuta)
menyerang padi yang sedang masak susu, dengan catch crop di harapkan
walang sangit akan menyerang tanaman yang berumur pendek, kemudian
dilakukan npenyemprotan sehingga tanaman yang berumur panjang dapat
terhindar dari serangan.
f. rotasi tanaman dan pengaturan waktu tanam.
Menanam
tanaman yang berbeda-beda jenisnya dalam satu tahun dapat memutus atau
memotong daur hidup hama terutama hama yang sifatnya monofagus (satu
jenis makanan).
4) pengendalian dengan tanaman tahan hama.
Menurut
Painter yang dimaksud dengan tanaman tahan hama adalah tanaman yang
mempunyai turunan yang kualiatas atau sifatnya menyebabkan tanaman mampu
menyembuhkan diri terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh populasi
hama tanaman. Painter membagi sifat-sifat alami ketahanan tanaman
terhadap hama menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :
a. Non preference (ketidaksukaan), tanaman memiliki zat yang tidak di sukai oleh hama tanaman.
b. Antibiosis, tanaman memiliki sifat racun atau dapat membuat hama menjadi mandul.
c. Toleransi, tumbuhan mampu menumbuhkan kembali bagian yang di serang hama.
Ke untungan dari penggunaan varietas tanamanan tahan hama antara lain :
a. sangat mudah dilakukan dengan biaya yang minimal.
b. Teknik mudah sehingga mudah dilakukan.
c. Persisten, sifat pengendaliannya tetap dalam jangka waktu yang lama.
d. Sifatnya spesifik, mengarah pada satu macam hama.
e. Ramah lingkungan.
f. Kompatible dengan cara pengendalian yang lain.
g. Komulatif, yaitu pengaruhnya sekarang dan berikutnya akan mengurangi populasi hama.
Kelemahan teknik tanaman tahan hama antara lain :
a. memerlukan tenaga dan waktu yang banya untuk pengembanganya.
b. Timbulnya biotipe, yaitu strain baru yang biasa menyesuaikan diri pada tanaman yang tadinya tidak disukai.
c. Keterbatasan dari sumber genetiknya.
d. Sifat-sifat ketahanannya yang bertentangan, artinya tanaman unggul terhadap hama tetapi peka terhadap hama yang lain.
5) pengendalian secara hayati (biological control)
pengendalian
hama secara hayati adalah pengurangan atau penurunan populasi serangga
atau hama dengan cara meggunakan musuh alami. Yang termasuk musuh alami
dari hama tanaman adalah :
a. parasit, contoh: Bracon chinensis parasit bagi larva Chilo suppressalis.
b. Predator, contoh : Coccinella arcuata merupakan pemangsa wereng hijau (Nephotettix cinticeps)
c. Pathogen, Bacillus papillae (bakteri) penyebab penyakit susu pada larva Papolia japonica.
6) pengendalian secara genetis
contoh, cara pengendalian dengan jantan mandul yang dikenal dengan pengendalian Autocidal.
7) pengendalian secara kimia, menggunakan Pestisida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar