1. Penyerapan air * Masuk air secara
imbibisi dan osmosis * Kulit biji * Pengembangan embrio dan endosperm *
Kulit biji pecah, radikal keluar
2. Pencernaan Merupakan proses
terjadinya pemecahan zat atau senyawa bermolekul besar dan kompleks
menjadi senyawa bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan
dapat diangkut melalui membran dan dinding sel. Makanan cadangan utama
pada biji yaitu pati, hemiselulosa, lemak, protein: * tidak larut dalam
air atau berupa senyawa koloid * terdapat dalam jumlah besar pada
endosperm dan kotiledon * merupakan senyawa kompleks bermolekul besar *
tidak dapat diangkut (immobile) ke daerah yang memerlukan embrionikaksis
Proses pencenaan dibantu oleh enzim * senyawa organik yang diproduksi
oleh sel hidup * berupa protein * merupakan katalisator organik * fungsi
pokok: * enzim amilase merubah pati dan hemiselulosa menjadi gula *
enzim protease merubah protein menjadi asam amino * enzim lipase merubah
lemak menjadi asam lemak dan gliserin * aktivasi enzim dilakukan oleh
air setelah terjadinya imbibisi * enzim yang telah diaktivasi masuk ke
dalam endosperm atau kotiledon untuk mencerna cadangan makanan
3. Pengangkutan zat makanan Hasil
pencernaan diangkut dari jaringan penyimpanan makanan menuju titik-titik
tumbuh pada embrionik axis, radicle dan plumulae. Biji belum punya
jaringan pengangkut, sehingga pengangkutan dilakukan secara difusi atau
osmosis dari satu sel hidup ke sel hidup lainnya
4. Asimilasi Merupakan tahapan terakhir
dalam penggunaan cadangan makanan. Merupakan proses pembangunan kembali,
misalnya protein yang sudah dirombak menjadi asam amino disusun kembali
menjadi protein baru. Tenaga atau energi berasal dari proses pernapasan
5. Pernafasan (Respirasi) Merupakan
proses perombakan makanan (karbohidrat) menjadi senyawa lebih sederhana
dengan membebaskan sejumlah tenaga. Pertama kali terjadi pada embrionik
axis setelah cadangan habis baru beralih ke endosperm atau kotiledon.
Aktivasi respirasi tertinggi adalah pada saat radicle menembus kulit.
6. Pertumbuhan Ada dua bentuk
pertumbuhan embrionik axis: Pembesaran sel-sel yang sudah ada,
Pembentukan sel-sel yang baru pada titik-titik tumbuh Dormansi benih
berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga
waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses
tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embrio.
Biji yang telah masak dan siap untuk berkecambah membutuhkan kondisi
klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk dapat mematahkan dormansi
dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment skarifikasi digunakan
untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi digunakan
untuk mengatasi dormansi embrio. Dormansi diklasifikasikan menjadi
bermacam-macam kategori berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan
bentuknya. a. Berdasarkan faktor penyebab dormansi * Imposed dormancy
(quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan. * Imnate dormancy (rest): dormansi yang
disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ biji itu sendiri. b.
Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji Mekanisme fisik Merupakan
dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu
sendiri, terbagi menjadi: * Mekanis: embrio tidak berkembang karena
dibatasi secara fisik * Fisik: penyerapan air terganggu karena kulit
biji yang impermeabel * Kimia: bagian biji atau buah yang mengandung zat
kimia penghambat Mekanisme fisiologis Merupakan dormansi yang
disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fisiologis, terbagi
menjadi: * Photodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh
keberadaan cahaya * Immature embryo: proses fisiologis dalam biji
terhambat oleh kondisi embrio yang tidak/belum matang * Termodormancy:
proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu c. Berdasarkan bentuk
dormansi Kulit biji immpermeabel terhadap air (O2) * Bagian biji yang
impermeabel: membran biji, kulit biji, nukleos, pericarp, endocarp. *
Impermeabilitas dapat disebabkan oleh deposisi bermacam-macam substansi
(misalnya cutin, suberin, lignin) pada membran. * Kulit biji yang keras
dapat disebabkan oleh pengaruh genetik maupun lingkungan. Pematahan
dormansi kulit biji ini dapat dilakukan dengan skrifikasi mekanisme. *
Bagian biji yang mengatur masuknya air ke dalam biji: mikrofil, kulit
biji, raphe/hilum, strophiole, adapun mekanisme higroskopinya diatur
oleh hilum. * Keluar masuknya O2 pada biji disebabkan oleh mekanisme
dalam kulit biji. Dormansi karena hambatan keluar masuknya O2 melalui
kulit biji ini dapat dipatahkan dengan perlakuan temperatur tinggi dan
pemberian larutan kuat. Dalam bergbagai program produksi, kesiapan dari
biji untuk berkecambah. Dormansi biji adalah fenomena alami untuk
bertahan hidup pada semak di dalam ekosistem yang tak terganggu.Biji
mungkin memerlukan tipe berbeda dari perlakuan untuk merusak dormansi
biji dan membuat biji lebih siap berkecambah dalam musim mendatang.
Dormansi biji merusak perlakuan dapat diberikan pada biji yang berdasar
tipe dan empat dari dormansi biji (Shanmugavalli, M; Renganayaki, PR;
Menaka, C,).
DAFTAR PUSTAKA
Bewley, Derek J. 1997. Seed Germination and Dormancy. The Plant Cell, Vol. 9 1055-1066 America Society of Plant Physiologist.
Lambers, H; Chapin III S. F. And Pons
L.T.2008. Plant Physiology Ecology 2rd Edition. 2008 Springer Science
and Business Media, LLC. Shanmugavalli, M; Renganayaki, PR; Menka, C.
Seed Dormancy and Germination Improvement Treatment in Fodder Sorghum.
An open access journal published by ICRISAT. Seed Germination and
Dormancy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar